MAJT SEMARANG – Setiap orang diciptakan dengan kelebihan, potensi, dan keberkahan tersendiri atau yang dalam istilah lain disebut bertuah. Namun, sebagaimana barang berharga, jika tidak dijaga dan dirawat, maka potensi itu bisa memudar. Di tengah kehidupan modern yang kian sibuk dan bergantung pada teknologi, penting bagi manusia untuk kembali menyadari nilai dirinya dan menjaga ‘tuah’ yang telah Allah titipkan. Inilah pesan mendalam yang menjadi latar sekaligus inti dari program Ngopi (Ngaji Online Perkara Islam) episode ke-232 yang mengangkat tema “Menjadi Manusia Bertuah”.
Program ini diselenggarakan pada Selasa malam, 24 Juni 2025 pukul 20.00–21.00 WIB di Aula Sekretariat MAJT, tepatnya di area depan tempat wudhu. Episode spesial ini menghadirkan narasumber utama KH. Tajuddin Arafat, dosen dari UIN Walisongo Semarang, yang membahas tentang makna keberuntungan, keberkahan, dan bagaimana cara merawat potensi hidup agar tetap bernilai di tengah tantangan zaman.
Program Ngopi yang dikenal dengan formatnya yang santai namun sarat makna ini dipandu oleh Mas Anis Mukhabak sebagai host dan Aldi C sebagai co-host. Suasana semakin hangat dengan kehadiran Bro Irfan sebagai barista yang menyajikan kopi, menciptakan atmosfer diskusi yang akrab namun tetap mendalam. Proses pengambilan gambar dilakukan oleh tim Crew MAJT TV berkolaborasi dengan Risma JT, sementara dokumentasi acara dikerjakan oleh mahasiswa PPL UIN Sunan Kudus, menunjukkan semangat kolaborasi antargenerasi.
Yang menarik dari episode ini adalah keterlibatan langsung mahasiswa magang Dari UIN Sunan Kudus dalam proses produksi, membuktikan bahwa program Ngopi tidak hanya menyajikan konten berkualitas, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran praktis. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata dari semangat keberkahan: setiap pihak memberi manfaat sesuai dengan perannya.
Dengan tema yang relevan dan dikemas secara ringan, episode “Menjadi Manusia Bertuah” diharapkan dapat membuka mata pemirsa untuk lebih mengenal dirinya, menjaga niat, dan kembali mendekat kepada Allah—agar potensi hidup yang ada benar-benar menjadi berkah, bukan sekadar kesibukan yang kosong makna.