MAJT SEMARANG - Tradisi tahunan Dugderan telah terlaksana dengan lancar dan meriah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada Jumat, 28 Februari 2028 sore dengan disaksikan oleh ribuan masyarakat.
Tradisi Dugderan adalah tradisi budaya keagamaan yang ada di Kota Semarang dalam rangka menandai datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi Dugderan sudah berlangsung sejak tahun 1881, bertujuan mengingatkan masyarakat bahwa Ramadan sudah dekat.
Sebagai puncak dari tradisi ini adalah pemukulan Bedug Ijo Mangunsari beberapa kali di halaman MAJT Semarang, yang diiringi dengan dentuman meriam yang sangat kencang.
Kata dugder berasal dari suara yang bersumber dari tabuhan bedug dan dentuman meriam itu, yang kemudian oleh masyarakat disebut Dugderan.
Rombongan Wali Kota Semarang tiba di MAJT Semarang sekitar pukul 16.30 WIB. Mereka berangkat dari Balai Kota Semarang, namun sebelum ke MAJT Semarang, mereka singgah terlebih dahulu di Masjid Besar Kauman Semarang.
Kedatangan Wali Kota Semarang sudah ditunggu oleh ribuan masyarakat di halaman Masjid Agung Jawa Tengah. Rombongan disambut di pintu masjid oleh Sekda Jateng Sumarno, yang mewakili Gubernur Jateng, serta oleh Ketua PP MAJT Semarang, Prof. Dr. KH Noor Achmad, Ketua MUI Jateng, Dr. KH Ahmad Darodji, dan para pengurus MAJT.
Begitu tiba di masjid, rombongan Wali Kota langsung masuk ke ruang utama masjid. Pada kesempatan itu digelar acara penyerahan Suhuf Halaqah dari Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbadiningrum (Wali Kota Semarang) kepada Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja (Sekda Jateng).
Selanjutnya, Suhuf Halaqah dibacakan oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja sebelum pemukulan Bedug Ijo Mangunsari. Pemukulan Bedug Ijo Mangunsari pada dugderan kali dilakukan sekitar pukul 17.50 WIB oleh Sekda Jateng Sumarno, yang berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja.
Menyaksikan pemulukan bedug antara lain Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, yang memerankan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbadiningrum, Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, Ketua PP MAJT Semarang sekaligus Ketua Baznas Pusat, Prof. Dr. KH Noor Achmad, Ketua MUI Jateng yang juga Ketua Baznas Jateng, Dr. KH Ahmad Darodji, pengurus MAJT, jajaran Forkopimda Jateng, serta ribuan warga yang turut meramaikan perayaan tersebut.
Tiga Alasan Tradisi Dugderan Harus Terus Dilestarikan
Usai acara Prof. Dr. KH Noor Achmad mengatakan, Dugderan adalah tradisi yang baik karena tujuannya adalah menyampaikan kabar datangnya bulan suci Ramadan. "Kami, dalam hal ini, MAJT Semarang, akan terus melestarikan tradisi ini agar tetap terjaga keberlangsungannya," katanya
Menurutnya, ada tiga alasan utama mengapa Dugderan layak dipertahankan, pertama tradisi dugderan ini memperkuat kerukunan dan persatuan. Adapun yang kedua, tambahnya, tradisi dugderan ini adalah menjadi tradisi khas dan unik bagi warga Semarang dalam menyambut Ramadan.
Ketiga, antusiasme masyarakat yang tinggi untuk datang dan menyaksikan langsung dugderan ini. Setiap tahun, jumlah warga yang hadir dan menyaksikan Dugderan selalu tinggi.
"Ini membuktikan bahwa tradisi ini dinanti-nantikan oleh masyarakat. Pengunjungnya begitu banyak. Itu terlihat sejak dari Balai Kota Semarang dan Masjid Besar Kauman hingga tiba di sini (MAJT)," tuturnya.
Dugderan Berdampak Positif bagi Ekonomi Warga
Sementara itu, Sekda Jateng Sumarno menambahkan bahwa Dugderan bukan hanya sekadar tradisi keagamaan, tetapi juga memiliki dampak ekonomi positif, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Kami berharap tradisi ini dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat, tidak hanya dari Semarang tetapi juga dari luar Jawa Tengah. Dengan begitu, acara ini bisa mendorong perekonomian dan menjadi salah satu event wisata unggulan," ujar Sumarno.
Di sisi lain, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, berharap agar Dugderan dapat semakin mempererat persatuan warga Kota Semarang, terutama setelah melewati masa pesta demokrasi. "Semoga momentum ini bisa menyatukan seluruh warga Kota Semarang agar bersama-sama membangun Semarang tanpa adanya sekat-sekat perbedaan," pungkasnya.