MAJT SEMARANG - Menjadi momentum bagi media untuk menghadirkan berbagai program menarik yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga menguntungkan industri media itu sendiri. Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS dalam Talkshow Ramadan Hingga Maghrib (TARHIM) di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kamis (27/3/2025).
Amir menyampaikan, aspek kolaborasi antara media dengan momen Ramadan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. “Kadang kita berpikir bahwa media banyak diuntungkan dengan kehadiran bulan Ramadan dan itu adalah hal yang nyata,” kata Amir dalam talkshow bertema “Kontribusi Media Dalam Menyemarakkan Ramadan" itu.
Amir menjelaskan bahwa berbagai jenis media, mulai dari cetak, digital, portal berita, radio, hingga televisi, berlomba-lomba mengemas program Ramadan dengan daya tarik khusus.
Tujuan akhirnya adalah meningkatkan engagement dan memperoleh posisi strategis dalam algoritma pencarian digital, yang berujung pada pendapatan media.
Dia menilai, penyajian media dari berbagai sisi tentang Ramadan bergantung pada tujuan pengelola media. “Ketika pengelola media lebih pada meningkatkan daya saing mereka atau yang penting viral, maka akan berbeda dengan media yang betul-betul ingin menyemarakkan Ramadan,” jelas Amir.
Menanggapi pertanyaan adanya seputar bad news is good news, Amir menjelaskan, konsep tersebut sudah lama ditinggalkan oleh media. Saat ini, banyak media yang memosisikan good news is good news yang harapannya dapat memunculkan viralitas melalui inovasi content creator.
Diterangkan Amir, tugas media saat ini adalah membangun kepercayaan publik. Menurutnya media sosial masih membutuhkan pengujian beberapa kali untuk bisa diyakini benar.
“Media massa mulai bergerak ke arah membangun kepercayaan publik. Membangun kepercayaan itu dengan menyajikan informasi-informasi yang terpercaya atau akuntabel. Apa Itu Informasi yang akuntabel..? Informasi yang akuntabel adalah informasi yang diperoleh melalui mekanisme-mekanisme standar jurnalistik yang benar. Seperti check and recheck, tabayun, cover booth side, keberimbangan dan menggunakan hati nurani. Ujarnya
Amir menjelaskan PWI Jawa Tengah banyak terlibat dalam forum tentang literasi digital. “Kita punya forum orientasi kewartawanan, sosialisasi yang bukan hanya bagi wartawan dan calon wartawan saja tetapi juga pejabat, masyarakat, atau berbagai elemen lain,” kata Amir.
Hadir dalam acara TARHIM Sekretaris PP MAJT Drs KH Muhyiddin MAg, Wakil Sekretaris Istajib AS, Sekretaris Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Suparno, Ketua Bidang Komisi Hukum dan HAM MUI Jawa Tengah Drs KH Eman Sulaeman SH MH, dari humas PP MAJT Isdiyanto Isman dan Dr Hery Pamungkas SS MCom