Category Archives: Kajian

KH Zulfa Musthofa: Santri Disiapkan Menjadi Generasi Bertaqwa dan Berakhlak

Category : Artikel Berita Kajian

Tausiyah KH Zulfa Musthofa menjadi magnet bagi jamaah pengajian umum Masjid Agung Jawa Tengah. Wakil Ketua Umum PBNU ini menyebut bahwa keberadaan santri siap menjadi generasi bertaqwa dan berakhlak, sehingga menjadi orang yang siap pakai di masyarakat.

”Dari sifat kesehariannya maka ia jujur, ia amanah, ia tidak mau merugikan orang lain. Itu sesungguhnya santri dan santriwati itu Faqih dan Faqih itu adalah orang-orang yang keren sesungguhnya.  Bahasa saya selalu mengatakan istilah sholeh, maka pesantren disiapkan untu mencetak orang yang siap pakai di masyarakat,” ujar Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa saat pengajian umum di MAJT, Jumat (21/10/2022).

Keponakan Wapres KH Ma’ruf Amin ini juga mengajak kepada para jamaah selalu bersyukur, karena Alhamdulillah ditakdirkan Allah menjadi orang Indonesia. Negeri kita Indonesia, ternyata banyak dikagumi oleh bangsa di negara lain, karena kesantunan dan akhlaknya.

”Kita orang Indonesia dicintai karena akhlaknya. Ketika kita harus bersyukur siapa pun kita yang barangkali dalam hidup ini pernah belajar di madrasah, kemudian pernah belajar di pesantren, maka kita harus bersyukur karena santri ini adalah satu entitas pelajar yang menurut saya mendapatkan dua hal sekaligus,” ujar KH Zulfa.

Dalam ceramah itu, KH Zulfa mengatakan, kita layak untuk bersyukur  dalam tiga hal. Pertama karena ditakdirkan cinta dan iman kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua menikmati  syukur terhadap apa yang diberikan Allah, dan ketiga syukur atas pemberian akhlak yang baik. Bahkan taqwa dan akhlak menjadi hal yang membantu umat muslim masuk dalam surganya Allah SWT.

“Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh sahabat, Apa yang paling banyak membuat manusia masuk dalam surga?” Dijawab, “Taqwa kepada Allah SWT dan berakhlak yang baik. Jadi dua hal ini adalah jalan kita paling cepat menuju surganya Allah SWT,” ujarnya.

Pengajian umum dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2022 dan Maulid Nabi tersebut dihadiri para jamaah yang datang dari berbagai penjuru kota di Jateng, di antaranya dari Wonosobo, Grobogan, dan sejumlah kota lainnya.

Kehadiran KH Zulfa Musthofa disambut Wakil Ketua PP MAJT, KH Hanif Ismail dan Sekretaris PP MAJT KH Muhyiddin, Ketua Panitia H Isdiyanto Isman, KH Eman Sulaiman, KH Nur Khoirin YD dan sejumlah pengurus lainnya.  Sebelum menyampaikan ceramah, KH Zulfa menyampaikan kitab Tuhfatul Qashi wa Dani dan Kitab Diqqat al-Qonnas Fi Fahmi Kalam al-Imam al-Syafi’i yang dikarang oleh KH Zulfa Mustofa. Dua kitab tersebut diserahkan kepada KH Hanif dan KH Muhyiddin.

Kitab ini merupakan nadzam yang menggambarkan serta menceritakan Syekh Nawawi Al-Bantani dan Keistimewaan-keunggulan Organisasi Nahdlatul Ulama yang dibungkus dalam bentuk bait-bait nadzam.

”Kitab Tuhfatul Qaashi wa Addaani tersebut merupakan kitab sederhana, namun layak untuk dibaca. Kitab ini menggunakan gaya klasik dan modern, sehingga menyesuaikan pembaca, karena menggunakan gaya klasik dan modern, semoga gampang dihafal oleh santri,” ujar KH Zulfa di ruang transit MAJT.

Masih terkait santri, Kiai Zulfa menambahkan, selama belajar di pesantren dan madrasah para santri pertama mendapat transfer ilmu dan wawasan, kedua mendapatkan transfer akhlak. Maka salah satu ciri utama santri, selain keilmuan agama adalah akhlaknya. Akhlak santri yang paling terlihat selain memang sopan santunnya adalah sesungguhnya rasa takutnya kepada Allah SWT.

Dia menambahkan sesuai data di Kemenag, saat ini Jumlah pesantren sekitar 34 ribu. Dari jumlah itu pesantren milik  Nahdlatul Ulama sebanyak 32 ribu. ”Jadi 90 persen lebih dimiliki oleh pesantren NU, ” ujarnya.

Lebih lengkap pengajian tersebut dapat disaksikan ulang dalam channel Youtube MAJT TV pada link berikut :


Pengajian Akbar di MAJT, KH Zulfa Musthofa akan Beri Pencerahan Rohani

Category : Agenda Informasi Kajian

SEMARANG – Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa, akan memberikan pencerahan rohani kepada masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya pada pengajian akbar usai shalat Jumat di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), pada Jumat besok (21/10/2022), pukul 13.00 WIB.

Kehadiran Wakil Ketua Umum PBNU tersebut diharapkan sebagai momentum istimewa menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022. KH Zulfa Mustofa yang juga keponakan dari Wapres RI KH Ma’ruf Amin dan juga merupakan cucu kemenakan dari Syekh Nawawi Al Bantani akan menyampaikan tausiyah seputar keteladanan para santri.

Ketua Pelaksana Pengelola (PP) MAJT Prof Dr Noor Achmad MA didampingi Sekretaris Drs KH Muhyiddin, MAg dan Ketua Panitia Pelaksana H Isdiyanto mengajak masyarakat Kota Semarang untuk berbondong-bondong hadir mengikuti pengajian akbar tersebut.

Isdiyanto menambahkan, berbagai rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan HSN 2022 yang diselenggarakan MAJT, di antaranya seminar pemberdayaan santri di era digital yang telah sukses dilaksanakan di Studio TVKU beberapa waktu lalu, kemudian wisata religi dengan melakukan takziah ke makam Mbah Abbas Buntet Cirebon dan Syekh Maulana Syamsudin di Pemalang.

”Kegiatan yang tidak kalah penting dan menarik adalah pengajian akbar dengan menghadirkan Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa usai Jumatan besok. Sedangkan puncaknya akan digelar upacara Hari Santri Nasional (HSN) di halaman Masjid Agung Jawa Tengah. Upacara HSN kali ini akan dikemas semeriah mungkin, seiring saat ini sudah melewati Pandemi Covid-19,” ujar Isdiyanto.

Menurut Isdiyanto, untuk meningkatkan grengseng puncak HSN di MAJT, panitia akan menghadirkan peserta upacara ratusan santri yang berasal dari 35 pondok pesantren di Jateng. Sedangkan peserta lainnya akan dihadiri unsur forkompimda Jateng, para pengurus MAJT, dan seluruh karyawan MAJT. ”Total peserta upacara HSN sekitar 900 orang,” ujar Isdiyanto.


Rektor Udinus Dorong Para Santri Manfaatkan Teknologi dengan Santun dan Beretika

Category : Berita Kajian Seminar

SEMARANG – Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober mendatang, Rektor Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom mengajak kepada para santri untuk dididik sesuai dengan zamannya. Seperti pada era teknologi saat ini yang terus berkembang, maka para santri perlu diberikan pendidikan mengenai teknologi.

Pesan itu disampaikan dalam seminar nasional bertema ‘Santripreneurship: Pemberdayaan Santri di Era Digital’. Kegiatan yang diselenggarakan kerja sama antara Udinus dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT),  diikuti ratusan peserta dari pondok pesantren di Kota Semarang, di gedung TVKU, Kampus Udinus, Rabu (12/10/2022).

Selain rektor Udinus, Rektor IAIN Kudus, Prof. Dr. H Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si juga turut hadir dan memberikan paparannya di depan para santri agar mampu berdaya di era digital. Sedangkan Ketua Baznas Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi menyampaikan paparannya melalui daring, karena sedang meresmikan terminal Baznas di Kutoarjo.

 

Prof Edi Noersasongko mengatakan, perkembangan youtube yang semakin besar, menjadi peluang dan harus mampu dimanfaatkan oleh para santri. Mekipun peluang sebagai youtuber kini memiliki potensi yang besar, Rektor Udinus juga mengingatkan agar menjadi youtuber yang benar dan beretika, dengan menyuguhkan konten-konten yang positif dan mendidik.

Dengan adanya UU ITE yang telah berlaku di Indonesia, para santri maupun masyarakat juga harus mampu menjaga jempol, pikiran, dan tentunya para santri diharapkan mampu menyaring pemberitaan atau informasi yang bernuansa hoax.

“Kami mengingatkan kepada seluruh peserta untuk tidak neko-neko di era perkembangan zaman seperti ini. Karena semua hal janggal dan merugikan, nantinya akan dibuktikan oleh masyarakat serta akan dipertanggungjawabkan,”tegasnya.

Prof Edi kepada santri juga memberikan beberapa contoh konten YuoTube, baik yang bisa mendatangkan uang secara beretika, maupun konten Youtube yang cepat viral, tetapi kontennya tidak mendidik dan beretika, bahkan bisa merugikan pihak lain.

”Di dunia cuman satu, YouTube yang tidak mempunyai saingan. Kalau koran di Semarang ada beberapa, tetapi YouTube di dunia cuma satu, sehingga setiap orang bisa menjadi partner YouTube, dan bisa mendapatkan bonus penghasilan yang luar biasa,” kata Prof Edi.

Prof. Edi juga mengajak seluruh pihak untuk mendidik para santri sesuai dengan perkembangan dunia sekarang ini. Seperti memberikan pengajaran tentang teknologi dan mampu memanfaatkan platform digital untuk bekreasi seperti youtube.

“Kami harap ke depan akan muncul youtuber dari para santriwan dan santriwati. Santri harus kreatif dan konsisten jika ingin menjadi seorang youtuber,”ajak Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir Edi Noersasongko, M.Kom.

Prof Edi menambahkan, untuk menjadi santri yang terampil di era digital saat ini, maka harus mampu menjabarkan ilmu ATM, yakni amati,tiru, dan modifikasi . Karena pada dasarnya konten pada YouTube tidak membutuhkan tenaga dan pikiran yang berat.

”Kadang cuman makan-makan disyuting terus nanti kita edit menjadi konten menarik, pokoknya gampang-gampang aja, tapi bisa mendatangkan uang miliaran. Lihat saja konten YouTube Raffi Ahmad, Baim Wong, Atta Halilintar, bisa mendatangkan puluhan bahkan ratusan miliar per bulan,” ujar Prof Edi.

Ketua Pelaksana Hari Santri Nasional (HSN) MAJT, H Isdiyanto Isman SIP,  Sekretaris PP MAJT, KH Muhyiddin dan  Ketua Baznas  Jawa Tengah KH Ahmad Darodji turut memberikan sambutan dalam acara yang digelar di Gedung E lantai 3 Udinus. Kegiatan seminar nasional itu mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari para santri, terlihat dengan berbagai pertanyaan yang diberikan selepas pemaparan dari para narasumber.

Ketua Baznas Jateng, KH Ahmad Darodji siap memfasilitasi para santri untuk meningkatkan keahlian melalui pelatihan-pelatihan. Misalnya, dilatih menjadi entrepreneurship di bidang apa saja, sehingga ke depan santri memegang peran penting dalam memajukan bangsa dan negara.

Sekretaris PP MAJT, KH Muhyiddin mengatakan, melalui seminar nasional tersebut diharapkan mampu membangkitkan potensi kesiapan dan kemandirian para santri. Seminar ini digelar diharapkan memberikan dampak manfaat  dan berdaya, khususnya di bidang ekonomi. Karena pesantren selama ini masih menjadi kepercayaan masyarakat, masih menjadi pilihan utama untuk mendidik anak santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja dengan menguasai ilmu agama, ilmu pengetahuan dan teknologi.

”Sudah banyak contoh yang membuktikan bahwa santri bisa tampil. Di dalam ingatan kita Gusdur adalah gambaran sosok santri Kosmopolitan berakar dari pesantren tapi berwawasan global di negeri ini,” ujar KH Muhyiddin.

Ketua Pelaksana Hari Santri Nasional (HSN) MAJT, H Isdiyanto Isman SIP menjelaskan seminar nasional yang mengangkat tema santripreneurship, menjadi salah satu agenda untuk memperingati HSN pada tahun ini.  Ia pun berharap akan ada banyak rekomendasi yang baik dalam membangun para santri di Jateng lebih baik lagi.

“Puncaknya dalam memperingati HSN nanti yang jatuh pada 22 Oktober, akan ada upacara bendera di halaman MAJT  dan diikuti sekitar 700 peserta dari seluruh elemen masyarakat,” tuturnya.

Liputan lengkap Seminar Nasional “Santripreneurship: Pemberdayaan Santri di Era Digital” bisa dilihat dalam link youtube berikut :


Ustad Das’ad Latif Ajak Muslim Jalankan Islam Secara Kaffah

Category : Berita Kajian

Memperingati Nuzulul Qur’an, pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) menghadirkan penceramah nasional asal Makassar Ustadz Dr H Das’ad Latif dalam acara spesial Kajian ba’da subuh di ruang utama sholat MAJT, Selasa (26/4/2022) pagi.

Ustadz Das’ad dalam ceramahnya menyatakan adalah Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Salah satu perwujudan dari rahmatan lil alamin, adalah umat Islam harus menjaga hubungan baik dengan tetangga, semua orang tanpa membeda-bedakan agama, keyakinan dan paham. Umat Islam harus menghormati dan menjaga hubungan baik dengan semua orang.

“Yuk jaga hubungan baik dengan sesama manusia. Lebih-lebih tetangga. Jangan sampai, kita nanti di akhirat menjadi orang yang bangkrut. Orang yang bangkrut itu menurut Nabi, bukannya orang yang tidak rajin ibadah, rajin sedekah. Orang bangkrut di akhirat itu orang Islam yang ahli ibadah, ahli sholat, ahli zakat, puasa, haji, namun dia tidak bisa menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Hidupnya selalu merugikan orang lain. Tidak bisa rukun,” terangnya.

Praktek lain dari Islam agama rahmatan lil alamin, adalah beribadah sesuai keyakinan tanpa menyalah-nyalahkan cara ibadah orang lain. Apalagi sampai mengajak permusuhan dengan yang tidak sepaham.

“Islam Rahmatan Lil Alamin itu, juga kita harus bisa menempatkan diri di tengah-tengah. Mengutip hadits nabi, khoirul umur ausatuha. Artinya sebaik baik perkara adalah tengah-tengah,” ucapnya.

“Misal, kita punya tanaman atau pohon yang berbuah. Kemudian ada ranting dan dahan dari pohon itu menjulur di atas tanah atau lahan milik tetangga, maka buah yang ada di pohon itu menjadi halal dimakan bagi tetangga, tanpa harus ijin dulu. Itulah Islam yang rahmatan lil alamin,” terang dia.

Ustad Das’ad Latif menjelaskan ada tiga pedoman ajaran mendasar yang harus dilaksanakan umat untuk menuju akhlak yang mulia. Ketiga pedoman itu sekaligus sebagai metode instropeksi diri ketika umat berkiprah di ranah budaya, sosial maupun dalam berpolitik praktis.

“Yang pertama adalah melaksanakan perintah Allah untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Secara menyeluruh. Tidak boleh secuil atau setengah-setengah,” kata dia.

Kedua, lanjutnya, sholat itu dapat mencegah kemungkaran. Itu memang betul apalagi itu janji Allah. Lalu muncul pertanyaan kenapa sudah sholat kok masih saja berbuat jahat. Berbuat yang melanggar norma-norma kesusilaan.

“Sudah melaksanakan sholat. Bahkan bukan hanya sholat wajib. Tapi juga sholat sunnah, termasuk tarawih. Tapi kok ya masih saja berbuat maksiat. Masih saja suka menyakiti perasaan orang. Berpendidikan tinggi tapi adabnya tidak karuan, lupa kalau puncaknya ilmu adalah adab. Masih saja korupsi. Pacaran dengan istri orang. Nah, itu pasti ada yang salah dengan sholatnya,” tandasnya.

Kemudian, yang ketiga zakat. Seberapa susah dan sulitnya umat dalam mengais rejeki, dan seberapa mudah serta menumpuknya harta kekayaannya, tetap saja ada hak yang harus diberikan kepada orang lain. Termasuk kepada fakir miskin, ibnu sabil ataupun kepada janda-janda tua. Sebab kalau yang masih muda masih berpotensi untuk mencari penghasilan ataupun kawin lagi.

“Yuk zakat kita keluarkan. Tidak banyak, hanya 2,5 persen. Tidak 5 persen. Zakat itu ibarat beli durian, kita tidak makan semuanya, kita buang kulitnya. Apakah kamu mau makan durian sekalian kulitnya. Jadi yuk bayar zakat,” tegasnya.

Sementara, KH Hanief Ismail, Lc mewakili Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah menjelaskan kegiatan kuliah ba’da subuh oleh Ustadz Das’ad Latif, adalah sebagai rangkaian kegiatan ramadhan 1443 hijriyah. Kyai Hanief berharap agar kegiatan ini bisa semakin membukakan hati agar lebih jernih dalam melihat semua permasalahan.

“Kami berharap kehadiran Ustadz Das’ad Latif bisa menjadikan kita semua semakin mencintai NKRI sehingga negara selalu dalam keadaan aman dan nyaman. Menempatkan umat Islam yang wasathiyah, berada di tengah-tengah, karena tempat itulah tempat yang paling baik sebagaimana disabdakan nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallim,” jelasnya.

Simak ceramah lengkapnya di link berikut :

 


Radio DAIS