Category Archives: Agenda

MAJT Buka Kembali Wakaf Tanah untuk Mahad Tahfidh Quran

Category : Agenda Berita

 

SEMARANG- Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah kini membuka kembali program wakaf tanah untuk merealisasikan pembangunan mahad tahfidh Quran atau pesantren penghafal Alquran dan ilmu tafsir yang rencananya di atas tanah seluas 1,115 hektar, di sebelah utara pintu MAJT. Target besar dari program tersebut untuk mencetak imam-imam besar di Jawa Tengah dan nusantara.

Program wakaf tanah ini, kata Ketua PP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA, sudah dimulai sejak Oktober 2019 dan saat itu sudah banyak masyarakat mengikuti program tersebut. Dari seluas 1,115 hektar tanah yang dibebaskan PP MAJT seharga Rp 12,265 miliar, dilunasi dari dana titipan wakaf umat Rp 2,257 miliar dan sisanya menggunakan dana talangan khusus.

Sementara harga wakaf tanah yang dilelang untuk umum sebesar Rp 1.100.000 per meter persegi.

“Kami bermaksud membuka kembali program yang sempat berhenti karena pandemi Covid-19, untuk mengembalikan dana talangan khusus sebesar Rp 9 miliar lebih, sekaligus agar pembangunan mahad tahfidh Quran segera direalisasi,” tegasnya didampingi Sekretaris Drs KH Muhyidin MAg.

Untuk memaksimalkan dibukanya kembali wakaf tanah, PP MAJT mengeluarkan surat bernomor 120/PP-MAJT/VIII/2021  tertanggal 16 Agustus 2021 ditandatangani Ketua Prof Noor Achmad dan Sekretaris Kiai Muhyidin MAg. “Kita utamanya menyasar ke para dermawan termasuk Gubernur Jawa Tengah untuk berwakaf,” jelas Kiai Muhyiddin.

Menyinggung rencana kapasitas mahad tahfidh, kata Prof Noor, hanya akan menerima calon santri per tahun sebanyak 70 orang dengan rincian, alokasi untuk Jateng 35 orang dan sisanya mengakomodasi provinsi-provinsi se Indonesia.

Prof Noor menegaskan desakan umat ke PP MAJT agar mahad segera teralisasi sangat kuat, fenomena ini menunjukkan generasi gadget di Indonesia semakin gemar belajar Alquran. Bahkan, tersemangat di dunia.

Rintisan mahad juga akhirnya berkembang, rencana desain tak sekadar untuk program S1, kini mulai diproyeksikan juga S2 dan S3 dengan nama, Mahad Aly. Bekerja sama dengan ulama-ulama dunia terkemuka. “Kita menarget lulusan S3 mahad Aly ini akan menjadi ulama dunia yang akan memiliki pengaruh kuat

Saat ini yang dipercepat PP MAJT adalah mengembalikan dana talangan khusus, sedangkan untuk bangunan fisik akan diupayakan lewat program rumah susun sederhana untuk mahasiswa (rusunawa). Diharapkan pada 2022 mahad terwujud. (Isi).

 


Tiga Masjid Tiadakan Shalat Idul Adha

Category : Agenda Berita

Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah H Musta’in Ahmad mengatakan, pihaknya telah menyiapkan naskah khotbah Idul Adha 1442H yang bisa dipakai untuk Shalat Id di rumah masing-masing.

‘’Kanwil Kementerian Agama sudah menyiapkan naskah khotbah yang sederhana yang bisa dipakai bahkan oleh orang yang masih awam terhadap khotbah. Jadi kita upayakan ada panduan dan Insya Allah mulai hari ini hari Jumat kemarin panduan atau naskah khotbah Idul Adha di rumah nanti kita sebarluaskan ke masyarakat,’’ kata Musta’in Ahmad kepada wartawan, kemarin.

Demikian juga terkait dengan tata cara tata laksana pelaksanaan Shalat Idul Adha di rumah, pihaknya sudah menyiapkan video animasi dengan harapan masyarakat juga bisa mengikuti atau melaksanakan Shalat Idul Adha di rumah dengan mudah.

Dia mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan memotivasi masyarakat Jawa Tengah agar Covid-19 segera berakhir antara lain dengan cara mengelola Idul Adha dengan baik supaya tidak muncul penularan baru.

‘’Pernyataan saya selaku Kepala Kanwil Kemenag sebagaimana Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 17 Tahun 202, ini sejalan dengan Tausiah MUI Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2021 tanggal 15 Juli tahun 2021. Maka kami mohon untuk umat Islam di Jawa Tengah melaksanakan Shalat Idul Adha di rumah masing-masing,’’ tegasnya.

Menurut Musta’in, apa yang menjadi pemikiran, yang menjadi pedoman pemerintah maupun ulama, dalam hal ini MUI, sudah sama yaitu kondisinya sedang dalam keadaan darurat.

‘’Kita harus mendahulukan menjaga keselamatan jiwa caranya salah satunya adalah Shalat Iduladha di rumah. Nah itu tentu diawali juga dengan takbir mengagungkan kebesaran nama Allah juga dari rumah. Takbiran tidak ada takbir bersama, takbir keliling tidak ada takbir arak-arakan, berkendaraan pun berjalan kaki tidak ada, semua takbiran di rumah,’’ katanya.

Sementara itu tiga masjid di Kota Semarang yakni Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah raya Semarang, Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Jawa Tengah Jalan Pandanaran 126, Simpanglima Semarang dan Masjid Agung Semarang (MAS) Alon-alon Barat, Kauman sepakat meniadakan Shalat Idul Adha 1442 H.

‘’Kami sepakat mendukung keputusan pemerintah, Kemenag maupun MUI untuk melaksanakan Shalat Id di rumah masing-masing. Kumandang takbir tetap dilaksanakan oleh pengurus takmir masjid dan mushala. Ini situasi darurat dan harus kita laksanakan,’’ tegas Ketua Bidang Takmir Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Jawa Tengah Dr H Multazam Ahmad kemarin.

Saat menyampaikan pernyataan, Multazam didampingi Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturahman Dr KH Ahmad Darodji Msi, Sekretaris Dewan Pelaksana Pengelola MAJT Drs KH Muhyiddin M.Ag, Ketua Yayasan MAS Ir KH Khammad Maksum, Ketua Takmir MAS KH Hanief Ismail Lc dan KH Muhaimin.

Meski meniadakan pelaksanaan Shalat Idul Adha, mereka tetap menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban.

‘’Penyembelihan hewan kurban akan kita laksanakan di hari Tasyrik tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah di RPH dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat,’’ kata Sekretaris MAJT Drs KH Muhyiddin M.Ag.

Agar tidak terjadi kerumunan, mereka tidak akan membagi kupon atau girik seperti biasanya. Tetapi para pengurus masjid dan panitia kurban yang akan mendatangi para mustahik.

‘’Termasuk kemungkinan tidak hanya daging kurban yang dibagikan tetapi juga bantuan beras dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas),’’ kata Gus Hammad.

Dia mengharapkan masyarakat tidak usah datang ke tempat penyembelihan kurban, karena nanti panitia kurban atau pengurus masjid yang akan mendatangi para mustahik di rumah masing-masing.


Lebaran 1442 H, MAJT, MAS dan Masjid Simpanglima Gelar Sholat Id dengan Protokol Kesehatan

Di tengah pandemi Covid-19 tiga masjid besar di Kota Semarang berencana akan menyelanggarakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1442H. TIga masjid yang dimaksud adalah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Majid Baiturrohman Simpanglima Semarang dan Masjid Agung Semarang (MAS) Kauman Semarang. Namun sholat Idul Fitri di lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang dipastikan tidak ada, kemarin kemarin sebelum pandemic Covid-19 selalu dijadikan tempat untuk Sholat Idul Fitri.

Para pengurus tiga masjid tersebut, Senin siang (10/5/2021) telah melakukan rapat bersama di kantor Masjid Raya Baiturrahman, Simpanglima Semarang. Dari MAJT diwakili KH Muhyiddin dan Supriyanto, MAS Kauman diwakili Ir KH Khammad Maksum AlHafidz dan Masjid Baiturrohmah KH Muhaimin diwakili Dr KH Ahmad Darodji, Drs KH Anasom M.Hum dan Dr Multazam Ahmad. Hadir pada kesempatan itu Kasubag Umum dan Humas Kanwil Kemenag Jateng Afif Mundzir dan Ketua Komisi Fatwa MUI Drs KH Ahmad Hadlor Ihsan.

Dr KH Ahmad Darodji MSi yang juga Ketua Umum Pengurus YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah menjelaskan, tiga masjid sepakat akan memulai shalat Idul Fitri mulai pukul 06.45 WIB. Adapun harinya menunggu keputusan pemerintah yang baru akan melakukan sidang Isbat Selasa (11/5/2021)

Pelaksanaan ibadah salat Idul Fitri dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, seperti semua jamaah wajib memakai masker, menjaga jarak di antara sesama jamaah dan melakukan cuci tangan saat baru tiba dan saat pulang dari masjid. Yang sedang tidak sehat disarankan untuk melaksanakan ibadah sendiri di rumah masing- masing.

‘Masjid hanya diisi setengah dari kapasiitas. Barisan shalat  (saf) dibuat renggang. Masjid juga menyediakan alat pendeteksi suhu badan, tempat cuci tangan serta sabun bagi jamaah, serta melakukan penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudahnya,” kata Kiai Darodji.

Agar tidak terjadi kerumunan massa, kata Kiai Darodji yang juga Ketua MUI Jateng ini menghimbau agar seluruh masjid dan mushala menyelenggarakan shalat Id.

“Namun, agar menjaga protocol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan jangan berkurumun. Usai sholat langsung pulang tanpa bersalaman,” kata dia.

Selain itu, untuk keamanan ketertiban, Kiai Darodji juga meminta agar takmir masjid berkoordinasi dengan kepolisian dan tim Gugus Tugas Covid-19.

“Kami ingin, semua jamaah tertib, karena mari taati protokol kesehatan yang sudah di tetapkan. Ini ikhtiar kita untuk mencegah penularan virus Corona,” tegasnya.

Adapun iman di Masjid Raya Baiturrahman adalah KH Zaenuri Ahmad Al-Hafidz dan khotib Dr KH Ahmad Darodji MSi. Di Masjid Agung Semarang (MAS) Kauman imam KH Hanief Ismail Lc dan khotib KH Abdul Rozaq AlHafidz MAg sedang di MAJT imam KH Ulil Abshor AlHafidz dan khotib Prof Dr H Noor Achmad MA

Sementara, Dr H Multazam menjelaskan Idul Fitri tahun ini Lapangan Pancasila Simpang Lima tidak digunakan, pelaksanaan shalat Id dipindahkan di dalam Masjid Raya Baiturrahman.

“Jamaah harus bawa masker, bawa sajadah, cuci tangan saat tiba di masjid. Dan juga  bawa kantong plastik atau tas dari rumah untuk tempat alas kaki masing-masing demi keamanan dan menjaga kesucian masjid,” kata Multazam.

Ketua Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Semarang Ir KH Khammad Maksum, mengatakan pihaknya menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat bagi jamaah. Pembagian zakat fitrah juga dilakukan oleh panitia dari rumah ke rumah supaya tidak terjadi kerumunan orang.

Adapun Sekretaris Pelaksana Pengelola MAJT Drs KH Muhyiddin MAg mengatakan, kapasitas  MAJT yakni ruang utama dan hal plaza (bawah payung raksasa) saat kondisi normal bisa menampung 8 ribu orang, namun Covid-19, dibatasi hanya sepertiganya saja, yakni 2,5 ribu sampai tiga ribu orang. Jamaah juga wajib pakai masker, bawa sajadah sendiri, dan cuci tangan dengan sabun saat datang atau pulang dari masjid.  Jamaah juga akan dites suhu badannya saat  masuk masjid.

Berikut Nama Khotib, Tempat dan Imam Sholat Idul Fitri 1442 H di Kota Semarang
1. Dr KH Ahmad Darodji MSi, Masjid Raya Baiturrahman, Simpanglima Semarang khatib, Imam KH Zaenuri Ahmad Al-Hafidz
2. Prof Dr Noor Ahmad MA, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jl Gajahraya Semarang khatib, imam KH Ulil Abshor Al-Hafidz
3. Imam KH Hanief Ismail Lc dan khatib KH Abdul Rozaq Al Hafidz, Masjid Agung Semarang (MAS) Kauman


MAJT Tetap Gelar Shalat Tarawih dengan Lebih Pendek Waktunya

Category : Agenda Berita Informasi

Masjid Agung Jawa Tengah di Jalan Gajah Raya Gayamsari Semarang kembali menggelar Jamaah Shalat Tarawih pada Ramadan 1442 H (2021 M ) ini. Ramadhan tahun 1441 H (2020 M) kemarin, karena pandemi covid-19 mengharuskan Masjid Agung Jawa Tengah meniadakan jamaah Shalat Tarawih.

Sekretaris Pengelola Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah Drs KH Muhyiddin MAg mengatakan, penyelenggaraan shalat Tarawih berjamaah diputuskan setelah pemerintah menetapkan tanggal 1 Ramadan jatuh pada Rabu 13 April 2021. Salat Tarawih berjamaah putaran pertama sendiri digelar Senin (12/4/2021) malam. Namun Shalat Tarawih digelar dengan berbeda dari tahun-tahun dulu saat normal, diantaranya dengan memperpendek durasi.

“Dalam kondisi normal salat tarawih di MAJT satu malam Imam membaca 1 juz Alquran. Untuk masa pandemi ini hanya diwajibkan setengah juz saja setiap shalat tarawih. Demikian pula tadarus usai tarawih hanya menyempurnakan yang setengah juz,” jelas KH Muhyiddin saat menjadi narasumber di acara ‘Ulama Menyapa’ kerjasama MUI Jawa Tengah dengan TV Kampus Udinus (TVKU), Senin petang (12/4/2021). Narasumber lain yakni Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji dan Ketua Takmir Masjid Agung Semarang KH Hanief Ismail Lc dengan yang dipandu host Myra Azzahra.

Lebih dari itu, kata Kiai Muhyidin, Shalat tarawih tetap menerapkan protokol kesehatan. Maksimal jamaah diisi 50 persen dari kapasitas masjid. Dalam seminggu, juga dilakukan penyemprotan disinfektan minimal 2 kali.

“Sebelum melaksanakan shalat jamaah Tarawih, para jamaah diwajibkan melewati skrining diantaranya cek suhu tubuh. Jamaah juga harus menjaga jarak antar satu jamaah dengan jamaah lain, serta wajib mengenakan masker,” katanya.

Dalam pelaksanaan Salat Isyak dan Tarawih putaran pertama Senin malam, baru diikuti oleh ratusan jemaah dari daerah sekitar. Sebelumnya, jemaah yang hendak memasuki area masjid diwajibkan mematuhi protokol kesehatan ketat. Sebelum, memasuki ruangan masjid jemaah dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu dan diharuskan mencuci tangan atau memakai hand sanitizer.

Apabila ada jemaah yang suhu tubuhnya melebihi 37,3 derajat celcius tidak diperkenankan masuk. Di dalam ruangan, setidaknya ada 10 saf jemaah pria dan 8 saf jemaah wanita yang terisi dengan aturan jaga jarak yang sudah ditandai dengan silang warna merah.

Selain itu, MAJT sudah tidak lagi menyediakan sajadah, mukena ataupun sarung yang biasa digunakan jemaah. Rata-rata para jemaah menggunakan alat shalat milik pribadi yang sudah dibawa dari rumah.

Kpeada wartawan, Humas MAJT Benny Arief Hidayat mengatakan teknis pelaksanaan ibadah shalat tarawih dilaksanakan dengan waktu yang lebih pendek. “Untuk teknis pelaksanaan tahun ini kami laksanakan dengan waktu lebih pendek dari biasanya kurang lebih masksimal 45 menit termasuk shalat isya,” jelasnya kepada wartawan, Senin


Radio DAIS