Perkuat Kerjasama, Kembangkan Kekhasan 3 Masjid
Category : Berita
SEMARANG, – Dalam upaya mengembangkan serta meningkatkan pelayanan ibadah dan pelayanan umat, pengembangan kerjasama tiga masjid di Semarang, yaitu Masjid Raya Baiturrahman (MRB), Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dan Masjid Agung Semarang (MAS) diperkuat. Salah satunya dengan mengadakan Forum Group Discussion (FGD) yang bertemakan “Pengembangan Kerjasama 3 Masjid” dalam rangka merayakan Harlah ke-46 Masjid Raya Baiturrahman, Sabtu (12/12).
“Karena tiga masjid ini menjadi rujukan dari masjid-masjid yang lainya di kota Semarang khususnya dan juga Masjid Agung di Jawa Tengah, diharapkan kebersamaan yang selama ini dibangun tetap berjalan baik dalam hal apapun,” ujar Ketua Takmir Masjid Raya Baiturrahman sekaligus Sekretaris PW DMI Jateng, Dr. KH. Multazam Ahmad.
Menurutnya, bentuk kerjasama yang dilakukan juga bertujuan agar dapat membangun kebersamaan umat. Kemudian diharapkan masjid-masjid yang lain bisa kembali menjalankan fungsinya. Paling tidak dalam hal peningkatan ubudiyah dan bisa menjadi pelayan bagi umat.
“Kekompakan ketiga masjid ini diharapkan menjadikan menjadi masjid lainnya agar bisa saling bersinergi dalam memakmurkan Masjid yang ada di kota Semarang Khususnya dan Jawa Tengah umumnya” imbuhnya.
Forum Discussion Group (FGD) yang diselenggarakan oleh MRB ini dibuka oleh Wakil Ketua Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam Masjid Raya Baiturrahman, Prof. Dr. H. Yusuf Suyono, MA, menyampaikan pengembangakn kerjasama 3 masjid ini diharapkan juga menjadi rintisan dari kerjasama 3 Masjid ini dengan masjid – masjid lainnya di kota semarang.
“Melalui peserta FGD ini yang tidak hanya mengundang dari 3 Masjid juga mengundang Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wilayah Jawa Tengah, DMI kota Semarang, serta Pengurus DMI kecamatan di kota Semarang, nantinya kerjasama ini diharapkan tidak hanya berhenti pada 3 masjid saja”. Imbuhnya
Selain itu, dalam FGD tesebut hadir sebagai narasumber, Sekretaris Komisi Hukum MUI Jateng Prof. Dr. KH. Abu Rokhmad, MA, Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq MAg, Sekretaris Pelaksana Pengelola (PP) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Drs. KH. Muhyiddin, M.Ag, Pengurus Masjid Agung Semarang (MAS) Kauman, Muhaimin, S.Sos.
Abu Rokhmad menjelaskan, dalam situasi apapun dan tinggal dimanapun umat Islam harus menjadi solusi bukan masalah. Pasalnya, sejak kelahiran Islam, institusi masjid memiliki peran sentral dalam rangka pembentukan, pengembangan dan kemajuan komunitas muslim. Dengan demikian fungsi masjid tidak hanya untuk sujud saja, tetapi pada dasarnya masjid merupakan tempat melakukan aktivitas yang mengandung makna kepatuhan kepada Allah SWT.
Muhyiddin menyampaikan selama ini kerja sama antara 3 masjid ini didasarkan pada ukhuwah dari ketiga 3 masjid itu sendiri dari pengurus, sejarah dan berbagai kegiatan bersama yang dilaksanakan oleh 3 masjid itu.
Sementara itu Gus Muhaimin menceritakan banyaknya kerjasama yang telah dilaksanakan oleh 3 masjid ini menjadi sebuah kekuatan yang perlu dikembangkan bersama baik dalam hal ubudiyah, amaliyah maupun pengembangan usaha lainnya.
Sementara itu, narasumber lain, Ahmad Rofiq menerangkan, bahwa masjid perlu ditanamkan moderasi beragama, yaitu dengan memakmurkan jamaah dari segi akidah, syariah, muamalah dan akhlak, serta termasuk didalamnya ekonomi.
“Kiranya perlu kekhasan pada setiap masjid seperti di Masjid Agung Semarang yang memiliki jamaah tetap dan berhadapan dengan jamaah pasar Johar dan sekitarnya. Tujuanya agar jamaah mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan batin,” terangnya.
Adapun untuk Masjid Raya Baiturrahman, kata dia agar memiliki lembaga pendidikan yang relatif menjual dan menjadi rujukan masyarakat. Karena output pendidikannya memiliki keunggulan dalam kompetensi ilmu agama jika dibandingkan dengan sekolah umum.
Tak hanya itu, karena Masjid Baiturrahman berada di tengah kota, maka perlu diikrarkan adanya lembaga dan model kajian Islam yang menggunakan pendekatan akademik sufistik. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi keinginan warga menengah agar mereka bisa memahami agama secara lebih baik dan komprehensif.
“Sedangkan untuk Masjid Agung Jawa Tengah, selain model kegiatan yang sudah berjalan baik, tapi perlu dikembangkan lembaga pendidikan berbasis Al-Quran. Karena di sana banyak imam yang hafal Al-Quran untuk lebih dimaksimalkan manfaat dan ditularkan ilmu Al-Qurannya,” jelasnya.
Sesi diskusi Wakil ketua DMI Wilayah Jawa Tengah, KH. Ahmad Musman, menyampaikan agar menjadi masjid yang ramah anak dan remaja, pengembangan masjid akan lebih berkembang apabila adanya regenarasi dan dakwah yang tidak kaku dan berkelanjutan.
Disampaikan juga dari Ketua DMI Kota Semarang, KH. Ahmad Fuad meminta dari 3 masjid ini menginisiasi adanya Sekolah Manajemen Masjid di kota Semarang, dengan pengalaman pengelolaan manajemen di 3 masjid beserta kekhasannya.