Ajar Ngaji Nom-noman Bimbing Mualaf Baca Alquran
Category : Agenda Berita Informasi Uncategorized
SEMARANG, suaramerdeka.com – Ulama maupun kiai menjadi corong utama masyarakat untuk berkonsultasi persoalan kehidupan. Untuk itu, Suara Merdeka Network mengadakan kegiatan Ajar Ngaji Nom-noman di depan halaman Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Minggu (2/2). Pagi itu, pukul 06.00 acara dimulai dengan tabuhan rebana dan shalawat. Dipandu oleh KH Multazam mengajak pengunjung Car Free Day (CFD) untuk mengikuti Ajar Ngaji Nom-noman.
Masyarakat bisa belajar membaca Alquran, konsultasi jika anak susah diatur dan ada pula konsultasi sulit cari jodoh, serta segala persoalan kehidupan lainnya. Kiai Multazam menyapa warga sambil membagikan brosur Ngaji Nom-noman. Kegiatan ini diadakan setiap bulan sekali. Disupport oleh Suara Merdeka dan bekerja sama dengan Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Agung Semarang (Kauman) dan Masjid Agung Jawa Tengah.
Mendengar informasi tersebut pengunjung CFD menunjukan antusiasnya. Mereka datang menghampiri stand Ajar Ngaji Nom-noman untuk melakukan konsultasi. Salah satu peserta pengajian Meri yang berusia 60 tahun. Dia baru memeluk agama Islam (Mualaf) sekitar satu tahun lalu. Keinginannya menghampiri Ngaji Nom-noman agar bisa membaca Alquran dengan baik.
“Saya belum bisa membaca Al-Quran dengan baik. Diharapkan dengan mengikuti Ngaji Nomnoman ini bisa membaca Al-Quran. Selama jadi muallaf, saya belajar Ngaji hanya dengan cucu usai shalat Maghrib. Itupun masih tahap bacaan jilid satu. Semoga dengan mengikuti Ngaji Nomnoman bisa menambah ilmu baru.” ujarnya.
Sementara itu, salah satu ustadz Ngaji Nom-noman, Baidhowi MAg mengatakan, selama melayani konsultasi, kebanyakan keluhan yang dihadapi para pengunjung CFD kesulitan baca Alquran. Hal itu terutama terjadi pada mualaf.
“Selama memberikan konsultasi ada beberapa mualaf yang kesulitan baca Alquran. Belum lagi pengajar ustadz lainnya juga menjumpai hal yang sama. Untuk itu dengan adanya program Ajar Ngaji Nom-noman merupakan terobosan yang sangat bagus. Karena Ngaji Nomnoman dikemas sesuai kebutuhan masyarakat. Hal itu pula bisa mendekatkan para ilmuwan, ulama, ustad maupn ustadzah dengan masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, kesulitan baca Alquran tak hanya dihadapi kaum mualaf. Namun muslim lainnya yang mengikuti Ngaji Nomnoman mengalami hal serupa. Mereka masih belum bisa membaca Alquran dengan lancar. Melihat fenomena demikian, maka para pengajar Ngaji Nomnoman membuat list peningkatan amaliyah.
“Dalam list diberi tanggal 1-10 setiap bulannya. Para pengunjung yang ikut ngaji akan diberikan tugas membaca Alquran setengah halaman. Dengan demikian setiap bulannya mereka akan terpantau melalui group Whatsapp. Dari situ dapat terkontrol setiap hari apakah mereka menjalankan tugas atau tidak,” imbuhnya.
Pasalnya, di Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki program Muallaf Centre untuk melakukan pembinaan para mualaf. Bahkan setiap pekan sekali ada kunjungan rutin di rumah muallaf. Hal itu untuk melakukan check list kemampuan baca Alquran dan ibadah.
Sebelumnya acara berlangsung usai shalat subuh berjamaah. Kemudian dilanjutkan tausiyah subuh yang disampaiakan oleh Ketua Jam’iyyatul Muballighin (Jamu) Kota Semarang, KH Abdurrohim Al Muhsin. Ia menerangkan tentang lima hal yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat, yakni selama hidup usia digunakan untuk apa, masa muda digunakan untuk apa, harta dari mana dan ke mana dibelanjakan, bagaimana menggunakan jabatan yang dimiliki, serta ilmu diamalkan untuk apa.
Adapun para pembimbing dan konsultan dalam kegiatan Ngaji Nom-noman, di antaranya ada Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang KH Anasom, Pemimpin Redaksi Suaramerdeka.com, Setiawan Hendra Kelana, dan tokoh muda Muhammadiyah AM Jumai. Hadir pula Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widiatmoko
______________
(Pamungkas Ashadi/CN26/SM Network)